Sering Beser? Ini Penyebab dan Cara Mencegahnya


Penyebab dan cara mengatasi beser - Pernahkah Anda merasa terganggu dengan rasa ingin buang air kecil yang muncul terlalu sering atau sering disebut dikenal dengan beser?  Beser merupakan suatu kondisi dimana kita tidak dapat menahan hasrat ingin berkemih sehingga membuat kita sering bolak balik ke kamar kecil. Beser ini tentu sangat mengganggu kan? Terlebih bila kita berada di kendaraan umum, masa kendaraannya harus berhenti terus gara gara kita nggak bisa nahan kencing.  
Beberapa penyebab beser diantaranya :
• Terlalu banyak minum air putih
Air kencing yang di produksi oleh tubuh kita bergantung pada jumlah asupan air yang kita konsumsi, semakin banyak air yang kita minum tentu semakin banyak pula air kencing yang di produksi oleh tubuh. Namun hal ini masih dalam tahap wajar dan normal, meminum air putih dalam jumlah yang banyak akan membantu tubuh mengeluarkan racun, jadi tetap lanjutkan kebiasaan sehat ini ya. (baca juga : 7 Makanan Untuk Melancarkan Buang Air Besar BAB)
  • Kebiasaan mengkonsumsi kopi atau teh. Kita tahu bahwa teh dan kopi mempunnyai kandungan zat diuretic yaitu zat yang merangsang tubuh untuk selalu berkemih, sebisa mungkin kurangi atau batasi asupan kopi dan teh, terlebih pada malam hari. Selain kopi minuman bersoda dan beralkohol juga mengandung zat semacam ini. Hindari minuman beralkohol karena selain merangsang kencing alkohol juga akan merusak ginjal sobat. Nggak mau kan setiap 2 kali dalam satu minggu berbaring di ruang hemodialisa untuk melakukan cuci darah, jadi mulai sekarang stop yang namanya minum minuman beralkohol.
• Ibu hamil
Pada ibu hamil terlebih hamil tua, beser merupakan hal yang wajar karena kandung kemih tertekan oleh uterus (rahim) yang semakin lama semakin membesar sehingga kapasitas kandung kemih akan semakin berkurang, hal inilah yang membuat ibu hamil sering mengalami beser.
• Usia Lanjut
Pada orang yang sudah berusia lanjut pasti sering dijumpai yang namanya beser, hal ini terjadi karena otot otot yang menahan atau mengontrol saat kita ingin BAK kemampuannya sudah menurun, sehingga pada orang tua akan sering ngompol.

Awas Gejala Overactive Bladder

Jika sobat sering mengalami beser atau sering buang air kecil ada baiknya sobat berkonsultasi ke dokter spesialis urologi, bisa jadi itu gejala Overactive Bladder.
Overactive Bladder (OAB) adalah kumpulan gejala klinik berupa dorongan yang kuat dan mendadak untuk berkemih (urgen), disertai dengan peningkatan frekuensi berkemih, dengan atau tanpa inkontinensia (mengompol). Umumnya seorang pasien didiagnosa mengidap OAB bila frekuensi timbulnya rasa ingin buang air kecil itu lebih dari delapan kali sehari di luar waktu tidur.
Sebenarnya OAB terjadi akibat peningkatan aktivitas otot dinding kandung kemih (detrusor) karena adanya gangguan saraf dan otot. Detrusor mengalami relaksasi dan kontraksi dalam proses berkemih, yang kerjanya diatur oleh sistem saraf pusat. Pada saat kandung kemih terisi oleh urin, akan timbul keinginan untuk berkemih. Biasanya keinginan berkemih dirasakan saat volume kandung kemih mencapai 300 ml, meskipun kapasitas maksimal bisa mencapai 600 ml. OAB muncul karena adanya kontraksi berlebihan otot detrusor yang tidak terkendali tanpa tergantung jumlah urin di dalam kandung kemih. Penyebabnya, infeksi saluran kemih, adanya batu kandung kemih, dan tumor kandung kemih. Selain itu, gangguan sistem saraf yang dapat menimbulkan OAB. Contohnya, trauma tulang belakang, stroke, penyakit Parkinson, demensia, multiple sclerosis dan neuropati diabetik. 


Bukan Sekadar Gangguan Fisik
Penderita OAB bukan hanya akan terganggu secara fisik. Bila dibiarkan, OAB akan menimbulkan implikasi negatif pada aspek kehidupan lainnya. Secara psikologis penderita OAB akan kehilangan kebebasannya dalam beraktivitas, malu, tidak percaya diri, depresi, stres, dan pada akhirnya berpotensi menghambat pengembangan karier.
Penderita biasanya juga akan menghindari aktivitas seksual yang berarti menutup potensi reproduksinya. Karena komplikasi inilah, bila merasakan gejala OAB segera periksakan ke dokter karena OAB bukanlah hal yang lumrah dialami.
Nyatanya sampai sekarang, 53% perempuan di Asia yang mengalami OAB hanya sebagian kecil yang memeriksakan diri ke dokter. Ini adalah indikasi rendahnya kesadaran wanita Asia, termasuk Indonesia, akan bahaya OAB.
Gangguan kesehatan yang sering disebut 'beser' ini hanya dianggap sebagai gangguan ringan yang wajar. Padahal bila tidak disikapi dengan baik, OAB akan sangat mengganggu bahkan menimbulkan komplikasi serius. Perlu diperhatikan juga bahwa prevalensi OAB meningkat seiring bertambahnya usia. (baca juga : 3 Asupan untuk mengatasi darah rendah )

Langkah Pencegahan
Lantas, apa saja yang bisa kita lakukan untuk mencegah OAB? Ada beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan, di antaranya dengan menghindari mengonsumsi kopi karena minuman berkafein itu dapat meningkatkan urgensi. Beberapa ahli menganjurkan untuk menghindari cokelat, makanan pedas, alkohol, minuman bersoda (soft drinks), dan kacang-kacangan untuk mengurangi gejala. Dianjurkan pula untuk meningkatkan  konsumsi buah dan sayur. (baca juga : Tips agar anak suka sayuran dan buah)
Selain dari makanan, mencegah OAB bisa juga dengan olah tubuh, misalnya melakukan latihan otot dasar panggul dan bladder training, yaitu menahan berkemih hingga beberapa waktu yang ditentukan serta melakukan penjadwalan waktu berkemih. Sobat juga bisa melakukan latihan kegel. Caranya cukup mudah kok, sobat cukup fokus, kendorkan otot panggul dan otot perut pada waktu bersamaan. Kalau sobat bingung dengan gerakan senamnya, gerakannya itu seperti saat sobat lagi pipis terus sobat tahan selama 5 detik dipipiskan lagi, di tahan lagi begitu seterusnya. Latihan ini juga bisa dilakukan kapan saja misal saat duduk, berdiri, berjalan atau saat tiduran. Latihannya nggak perlu  lama - lama, cukup beberapa menit saja.
Dalam hal pengobatan pun, OAB tidak hanya perlu diterapi dengan obat-obatan. Justru yang pertama kali harus diperhatikan adalah terapi perilaku. Itu meliputi pendidikan, manajemen cairan, dan latihan otot panggul serta penjadwalan tadi. Setelahnya, baru dilakukan terapi dengan obat-obatan. Bila sudah mencapai stadium tertentu, tindakan yang bisa dijalani adalah dengan operasi medis.
#tips, #cara mengatasi, #penyebab, #beser, #sering buang air kecil, #sering kencing, #penyebab beser, #cara mencegah beser, #cara mengatasi beser, #cara mengobati beser, #kesehatan, #health,.

Artikel Terkait